PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN TEMPAT KEGIATAN BELAJAR (TKB) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MANAGERIAL GURU PAMONG DI SMA TERBUKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menelaah data tentang: 1) Proses
implementasi program pelatihan pengelolaan tempat kegiatan belajar (TKB)
untuk meningkatkan kemampuan managerial guru pamong di SMA terbuka
Induk SMA PGRI 31 Pangalengan; 2) Efektivitas program pelatihan
pengelolaan tempat kegiatan belajar (TKB) untuk meningkatkan kemampuan
managerial guru pamong di SMA terbuka Induk SMA PGRI 31 Pangalengan,
dan 3) Faktor-Faktor Pendukung dan penghambat program pelatihan pengelolaan
tempat kegiatan belajar (TKB) untuk meningkatkan kemampuan managerial guru
pamong di SMA terbuka Induk SMA PGRI 31 Pangalengan. Konsep yang dijadikan
dasar dalam penelitian ini yaitu: konsep Pelatihan, konsep kompetensi manajerial guru,
konsep SMA Terbuka, dan konsep Efektivitas Program. Penelitian ini menggunakan
pendekatan mixed method dengan menggunakan exploratory sequential design. Teknik
pengumpulan data kualitatif yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dokumentasi dan kepustakaan yang dilakukan pada 18 peserta program pelatihan
pengelolaan TKB, 1 orang penyelenggara program, dan 2 orang narasumber program
pelatihan pengelolaan TKB. Teknik pengumpulan data kuantitatif dilakukan
menggunakan pretes postes pada 18 peserta pelatihan pengelolaan TKB. Hasil
penelitian menunjukan bahwa (1) Proses implementasi program pelatihan
menggunakan pendekatan yang terstruktur dan penggunaan metodologi pembelajaran
yang aktif, pelatihan berhasil meningkatkan kompetensi peserta dalam pengelolaan
TKB. Evaluasi positif dari peserta dan kemampuan mereka untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh menunjukkan dampak positif dari
pelatihan terhadap praktik pengelolaan pendidikan di Sekolah Terbuka. (2) Program
pelatihan telah terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi manajerial guru
pamong, seperti terlihat dari peningkatan skor posttest dibandingkan dengan pretest.
Ini menunjukkan bahwa pelatihan berhasil memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk pengelolaan TKB yang lebih efektif. (3) Faktor-faktor seperti
ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, materi pelatihan yang terstruktur,
pemanfaatan teknologi pendukung, dan fasilitas yang memadai, berperan penting
dalam kesuksesan program pelatihan. Keterlibatan aktif dari stakeholders, termasuk
guru pamong, dalam perencanaan dan implementasi pelatihan juga meningkatkan
relevansi dan efektivitas pelatihan. Faktor Penghambat seperti keterbatasan waktu,
diversitas tingkat pengalaman peserta, keterbatasan fasilitas dan sumber daya, serta
gangguan teknis, dapat menghambat efektivitas pelatihan. Penelitian ini
merekomendasikan agar SMA Terbuka dapat menyelenggarakan sesi pelatihan
berkelanjutan atau refresher courses untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan
yang telah diperoleh peserta pelatihan.