PEMANFAATAN METODE STORYTELLING BERBANTUAN APLIKASI LET’S READ ASIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS PADA ANAK KELOMPOK B

Penelitian ini berawal dari permasalahan anak kelompok B di RA Arafah yang terdapat
sebagian besar anak belum menunjukkan kemampuan berbahasa Inggris yang signifikan
seperti menyebutkan macam-macam warna, hewan dan buah, belum mengetahui huruf
huruf abjad, serta pengucapan kosa kata sederhana. Sehingga perlunya sebuah peningkatan
serta pengembangan kemampuan berbahasa Inggris agar anak senantiasa mempunyai
keterampilan dalam bahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena kurangnya stimulasi anak
serta metode/media pembelajaran yang cocok bagi anak unutuk mengembangkan
kemampuan berbahasa Inggris yang tepat untuk anak usia dini. Maka dari itu, penelitian
ini memanfaatkan salah satu metode dan media yang menarik yakni melalui pemanfaatan
metode storytelling berbantuan aplikasi Let’s Read dengan adanya media ini menjadi
sebuah alternatif yang diminati serta disukai oleh anak dan dapat menarik perhatian untuk
dapat belajar bahasa Inggris yang sederhana dalam keadaan yang menyenangkan.
Penelitian ini menggunakan Mix Methode dengan desain penelitian Sequential Explanatory
Design. Pada desain ini tahap pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data
kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah anak usia dini (Kelompok B usia 5-6 tahun) di RA Arafah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah obervasi, wawancara kepada kepala sekolah dan
guru kelompok B dan studi dokumentasi. Analisis data yang dilakukan meliputi: (1) uji
validitas (2) reliabilitas (3) uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk (4) uji paired sample t
test (Uji Wilcoxon) (5) uji statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan metode storytelling dengan bantuan aplikasi Let’s Read mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, dengan rata-rata peningkatan sebesar 19 termasuk pada
kategori sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak kelompok
B. Di sisi lain, penggunaan metode storytelling melalui media buku cerita menunjukkan
peningkatan yang lebih rendah, dengan rata-rata sebesar 9,8 termasuk pada kategori kurang
efektif dibandingkan dengan penggunaan aplikasi Let’s Read.